Senin, 15 Desember 2008

Sifat seseorang menurut tanggal lahir (dihubungkan dengan Al Qur'an)

Berbagai macam cara untuk mengetahui sifat atau karakter dari seseorang. Misalnya saja melalui garis tangan, raut muka (fisik), gaya bicara, dan lainnya. Tahukah Anda, sifat seseorang bisa dibaca melalui tanggal lahir?? Berikut ini merupakan cara mengenali sifat seseorang dari tanggal lahir dan dihubungkan dengan Surah di dalam Al Qur'an.

Tanggal 1

Surat Al Fatihah (Pembukaan)
Menyukai hal baru, berbakat menjadi pemimpin, seorang pioneer (pelopor), idealis, cenderung ingin sempurna, pandai memanfaatkan kesempatan, egois, harus selalu jadi prioritas utama, sering mengulangi kesalahan yang sama, orang yang belum mengenalnya akan mengira sebagai sosok yang angkuh dan sulit ditaklukkan.

Tanggal 2
Al Baqarah (Sapi Betina)
Pekerja keras, taat akan hukum dan aturan, memiliki jiwa sosial dan kepedulian tinggi, menyukai hal-hal yang bersifat rutinitas, jika dia mampu ada cenderungan menjadi seorang dermawan, kurang inisiatif, sering dimanfaatkan orang lain serta gampang percaya kepada orang lain.

Tanggal 3

Al Imran (Keluarga Imran)
Seorang pemimpin (walaupun dalam kelompok kecil), berhati-hati dalam bertindak, mengayomi, tegas, suka suasana perdebatan dan agak cerewet, jika wanita ia cenderung tomboy, ingin menang sendiri, seorang pemimpi dan sering berfantasi.

Tanggal 4
An Nisa (Wanita)
Sensitif dan perasa, feminim, protektif terhadap keluarga, kreatif, kompak tapi mudah dipengaruhi, agak jahil (iseng), dan penggoda.

Tanggal 5
Al Maidah (Hidangan)
Diperlukan banyak orang, menyukai perubahan, memiliki insting yang lumayan, cepat bosan, ingin dilayani, susah diatur.

Tanggal 6
Al Anaam (Binatang Ternak)
Punya insting tajam, kurang mandiri, terkadang seenaknya sendiri, emosional, pemalu dan kurang percaya diri, dan cepat berubah pikiran. 

Tanggal 7
Al A’Raaf (Tempat Tertinggi)
Cermat dan teliti, mudah mengambil hati orang lain, penuh inspirasi, terlihat sombong, suka meremehkan dan cepat puas.

Tanggal 8
Al Anfaal
Optimis, mobilitas tinggi, menyukai perubahan, emosional, gampang berubah pendirian, saat marah suka menyakiti diri sendiri.

Tanggal 9
At Taubah
Pemaaf, perfeksionis, mudah bergaul, tegas, tidak suka basa basi, tidak cepat puas, ingin selalu diperhatikan, keras kepala dan mudah goyah.

Tanggal 10
Yunus
Cepat menyesuaikan, banyak cara keluar dari persoalan, setiap kemauan harus terpenuhi, licin dan cerdik, tidak bisa dikekang dan susah diatur, mudah menyangkal dan banyak alasan.

Tanggal 11
Huud
Dibutuhkan banyak orang, mudah menerima, berhati-hati dalam berbuat, tidak banyak kemauan, pasif, terkadang diremehkan, peka perasaan.

Tanggal 12
Yusuf
Percaya diri, optimisme tinggi, tekun, teliti, disukai banyak orang, emosional, tidak mudah percaya, tidak bisa menahan keinginan, ambisius.

Tanggal 13
Ar Ra’du (Guruh / Petir)
Pemikir, dinamis, menyukai perbedaan, mudah menarik perhatia, logis, suka berdebat, tempramental, lambat memahami sesuatu.

Tanggal 14
Ibrahim
Pembimbing yang baik, patuh pada aturan, keras dan tegas, banyak rencana, rela berkorban.

Tanggal 15
Al Hijr (Batu)
Perfeksionis, keras kepala, telaten, gampang goyah pendiriannya, mudah dipengaruhi.

Tanggal 16
An Nahl (Lebah)
Rajin dan tekun, ramah, peka pada suasana di sekitarnya, berjiwa sosial, pandai memanfaatkan kesempatan, rapi, cerewet, sensitif dan agak cengeng, pendendam.

Tanggal 17
Al Israa
Idealis, banyak ide, suka berkhayal, emosional, lebih produktif jika beraktivitas pada malam hari (kegiatan yang baik dan bermanfaat).

Tanggal 18
Al Kahfi
Suka menolong, pengamat yang baik, pandai menyimpan rahasia, tidak mudah percaya, suka memendam masalah dan mengurung diri, susah ditebak maksudnya.

Tanggal 19
Maryam
Pengasuh, kekanak-kanakan, menyukai anak-anak, suka mengajar, sabar, memiliki banyak cara menyelesaikan masalah, bicara berdasar bukti, sering difitnah.

Tanggal 20
Thaha
Misterius, suka bepergian, memegang teguh aturan, suka lari dari masalah.

Tanggal 21
Al Anbiyaa
Bertanggung jawab, seorang pemimpin dan pemikir, pendengar yang baik, menerima apa adanya (ikhlas), tidak banyak kemauan.

Tanggal 22
Al Hajj
Segala sesuatu harus sempurna, mudah dipengaruhi, gampang terpengaruh, terburu-buru ingin cepat sampai tujuan, menyukai keramaian, sering berfikir muluk.

Tanggal 23
Al mu’minuun
Normatif, sensitif, feminim, fanatik terhadap sesuatu, mudah terpancing emosinya.

Tanggal 24
An Nuur
Mudah memberikan jalan keluar, cermat memilah masalah, pendengar setia, mudah tersinggung, suka mengungkit-ungkit, gampang menyalahkan.

Tanggal 25
Al Furqan
Punya skala prioritas, gemar membandingkan, ceplas ceplos, kurang inisiatif dan tidak banyak kemauan.

Tanggal 26
Asy Syuara
Pandai mengambil hati, suka berbelit-belit, kurang berani untuk menyampaikan keinginan, agak cerewet, tidak banyak keinginan, kurang romantis.

Tanggal 27
An Naml
Insting kuat, memiliki perencanaan yang baik, pandai memanfaatkan peluang, susah bekerja sendiri, mudah panik, tidak bisa disalahkan, mudah tersinggung, tidak bisa ditentang.

Tanggal 28
Al Qashash
Berani menyampaikan keinginan dan pendapat, memegang komitmen, mudah bergaul, tidak pernah kehabisan bahan pembicaraan, pendendam, emosional, romantis, pencemburu.

Tanggal 29
Al Ankabuut
Banyak kenalan, sabar, dinamis, kurang menyukai keramaian, tidak berfikir panjang, kurang pandai memelihara jaringan, bekerja kurang sistematis, mudah tersinggung.

Tanggal 30
Ar Ruum
Optimis, banyak akal, anggun, tempramental, suka bertindak semaunya dan ingin menang sendiri, pencemburu berat, setiap kemauannya harus dipenuhi.

Tanggal 31
Lukman
Bijaksana, seorang pemimpin, melindungi komunitasnya, sabar, tekad kuat, otoriter, setiap perintahnya harus dituruti.
Sesuaikah karakteristik sifat Anda berdasarkan Surat di atas ?

Boleh percaya boleh tidak... Wallahualam

Kamis, 11 Desember 2008

Kritik Sastra

Analisis Teori Dekonstruksi dalam Cerpen “Takut Mati” Karya Fira Basuki
oleh: mira-aching
Pada dasarnya kajian dekonstruksi mengacu pada teks. Tetapi struktur yang ada di dalam teks, tidak sepenuhnya dihiraukan. Dapat diartikan di sini, dalam memahami karya sastra boleh dari sisi mana saja, karena tak terikat struktur yang dulu lazim digunakan. Gagasan utama teks sering tidak digubris. Sebaliknya, memulai dari hal yang sepele, namun dalam teks sering terulang dan dijadikan atribut semata-mata. Dari sanalah, konsep-konsep yang semula tampak tersembunyi menjadi wacana kritis yang penuh gerak. 
Kajian dekonstruksi dapat diterapkan pada sebuah karya sastra, dalam hal ini cerpen “Takut Mati” karya Fira Basuki. Cerpen tersebut mengungkapkan perasaan seseorang yang takut akan kematian. Tokoh utama, Wulan, merasa tidak siap untuk mati. Pikiran-pikiran yang negatif tentang kematian selalu saja menghantui. Padahal, bila dikaji dalam masalah agama, tidak seorangpun yang tahu kapan manusia mati. Sudah hukum alam, apabila yang bernapas akan merasakan mati. Menurut Wulan, kematian adalah penderitaan yang menakutkan. Sampai-sampai hal-hal yang buruk terbawa di dalam mimpi. Ini dapat terlihat pada kutipan di bawah:

  Wulan melengung dan tidak bisa kembali tidur. Ia membalik-balikkan tubuhnya berusaha tidak mengingat mimpi itu. Namun mimpi itu terus saja terbayang, bahkan di pelupuk matanya sekarang ada kata mati. Ditelinganya terngiang-ngiang kata mati. Lalu, kata itu terpantul-pantul di dinding dan langit-langit kamar, tereja jelas: M-A-T-I. Wulan kian gelisah. Tak terasa, pagi datang dan Wulan kian dihinggapi rasa takut. (hlm. 50)

 Dari kutipan di atas dapat dilihat, kata mati merupakan sebuah bentuk yang sangat mempengaruhi pikiran seseorang. Pengaruh dari mimpi dapat merubah kehidupan seseorang, yang tadinya berubah menjadi 180 derajat. Sehingga munculah mitos-mitos yang dianggap mencerminkan keadaan sesungguhnya. Pada karya sastra dahulu, sangat tabu untuk menceritakan tentang kematian atau hal-hal yang dirasa tidak pantas. Karena itu adalah urusan Tuhan. Tetapi di sini menceritakan ketidaksiapan untuk menghadapi kematian. Hal itu secara jelas mempengaruhi setiap orang. 

  Katanya, keindahan di alam surgawi tiada bandingannya. Alam indah tak terucapkan, di mana kita menjadi muda kembali dan puas menikmati buah-buah ranum dan bunga bermekaran warna-warni, sungai-sungai yang mengalir di bawahnya, serta bidadara nan tampan dan bidadari cantik siap melayani. Namun, kebalikannnya, neraka adalah benar-benar tempat jahanam. Tempat penyiksaan tiada akhir. Dengan api dan segala senjata melukai. Wulan jadi merinding. (hlm. 52)

 Pada kutipan tersebut, cerita tentang kehidupan setelah alam dunia, memang benar adanya. Masing-masing agama telah mempercayai, bahwa segala tingkah laku yang baik di dunia akan mendapatkan balasannya di surga. Sebaliknya apa yang dikerjakan menyimpang dari kebaikan, akan di balas dan di masukkan ke dalam neraka. 
Dalam kajian dekonstruksi, teks sastra dipahami tidak hanya lewat struktur, melainkan melalui kode-kode lain di luar teks. Dalam kaitan ini, membaca karya sastra adalah kegiatan paradoksal. Maksudnya pembaca boleh menciptakan kembali dunia ciptaan, dunia rekaan, dan menjadikannya sesuatu yang akhirnya mudah dikenali. Hal yang aneh, menyimpang, dan mngejutkan dalam teks dinaturalisasikan dan dikembalikan ke dalam dunia yang mudah dikenali.
Setiap manusia memiliki sifat baik dan buruk, serta tidak lepas dari perbuatan dosa. Perjalanan hidup manusia, tidak selamanya bahagia. Pastilah ada halangan maupun rintangan. Akan tetapi, pengalaman hidup seseorang yang penuh dengan kesenangan bukanlah sesuatu hal yang abadi. Memiliki harta dan keluarga yang baik, belum tentu semuanya akan berjalan baik pula. Bisa jadi itu merupakan ujian yang mungkin tanpa disadari menjerumuskan diri sendiri pada perbuatan yang tidak terpuji. 

Namun, kebahagiaan bisa jadi bukan penyebab takut matinya. Wulan merenung. Satu kejadian juga bisa jadi titik awal semua fobia mati ini. Ia kembali teringat pada kejadian itu. Wulan pernah jatuh cinta lagi. Pada pria lain yang bukan suaminya. Pada teman sekerja suaminya, yang ternyata tidak mencintainya. Padahal Wulan sudah menyerahkan diri, diciumi setiap inci tubuhnya hingga lupa diri. Merasakan gairah seksual yang berapi-api. Setahun demikian, sebelum akhirnya Yuda –nama lelaki beristri itu- meninggalkannya demi perempuan lain lagi. ia sebagai tempat persinggahan. Habis manis sepah dibuang. (hlm. 54)
 
Dari pengalaman yang telah dilakukan tokoh tersebut, ada hal yang mungkin membuat dirinya merasa seperti muda lagi. Ia jatuh cinta, meskipun telah bersuami. Dalam kehidupan kenyataan, seseorang berselingkuh demi mencari sensasi dan berpetualang selain pasangan yang sah dan resmi. Di kota besar khususnya, ini merupakan gaya hidup yang hanya menawarkan kenikmatan semata.
Di samping itu, keharmonisan di dalam hubungan suami istri kurang terjaga. Adakala seorang pasangan yang tidak memiliki kelebihan, di luar sana seseorang memiliki kelebihan itu. Godaan semacam itulah yang mengakibatkan seseorang bisa jatuh dan terseret dalam arus perbuatan yang dilarang oleh agama. Ini dapat terlihat pada kutipan di bawah:

  Awalnya Wulan kecewa dan marah. Namun kemudian, Wulan justru merasa sangat berdosa. Menodai dirinya, menodai cinta keluarga. Suami dan anak dikhianati, demi gelora jiwa yang tak seberapa. Wulan takut mati sebagai istri yang tidak berbakti. Dijemput malaikat maut bertubuh raksasa, berwajah hitam legam yang beraksi. Roh ditarik paksa dan dibawa ke tempat sepi nan sunyi. Menjerit di alam kubur sendiri. Wulan tidak mau diadili di alam lain nanti. Wulan takut disiksa tak terperi. Ditusuk kanan dan kiri dengan belati abadi. Wajah Wulan tak lagi berseri-seri. Kata mati tidak sama lagi. (hlm. 54)
 
 Meski zaman sudah modern, kepercayaan tentang adanya kekuatan magis masih tetap dirasakan dan dipercayai. Seseorang yang imannya kurang, mungkin akan berkiblat dengan bantuan benda-benda atau makhluk-makhluk yang bisa melindungi dan memberi kekuatan. Sebenarnya, kepercayaan ini sangat bertentangan dengan agama dan nilai moral. Perbuatan tersebut bisa dikatakan syirik karena meminta bantuan selain kepada Tuhan. Begitu juga dengan tokoh Wulan yang ingin menghindari kematian dengan alat-alat bantuan dari paranormal atau dukun, seperti pada kutipan di bawah ini:
  Wulan datang menemui alamat yang dicari. Ia membeli alat pengusir mati. Menolak susuk karena katanya biar mati tua tetapi susah pergi. Cincin dan serbuk juga bisa hilang jika tidak menyimpannya teliti. Jadi Wulan memilih sabuk bermantra. (hlm. 54)

 Apapun yang direncanakan manusia, belum tentu semuanya akan terlaksana. Tuhan yang mempunyai kuasa atas seluruh alam. Begitupula dengan tubuh manusia, setiap saat bisa diambil kapan saja. Tanpa mengenal derajatnya, ilmunya, kekayaanya, dan lain sebagainya. Tuhan berkehendak, kita harus siap menerimanya. Meski dengan kecanggihan teknologi maupun kesaktian mandraguna, itu semua tidak berarti apa-apa. Maut menjemput tak seorangpun dapat menolaknya. Tercermin dalam kutipan di bawah ini:

 
Sampai di dalam, Wulan melihat Sinta berdiri lugu di dekat sebuah tubuh membujur mati. Ditutupi kain batik yang minggu lalu ia beli. Wulan berjalan pelan ke arah tubuh itu dan membuka penutupnya. Tubuh Wulan lemas. Tenaga dan semangatnya terempas. Ia seperti mati.
 Seno suaminya, si orang mati. Suaminya berwajah pucat pasi. Tak bernyawa. Benar-benar mati. Wulan teringat kata-kata si penjual sabuk ajimat, “Bernegosiasilah dengan mati, dan bisa dipindahkan….” Tuhan! Dipindahkan? Maksudnya…. Tapi, jangan suami! Jangan suami!
(hlm. 58)

 Karya sastra merupakan cermin dari realita kehidupan, tetapi tidak selalu sama apa yang ada dalam kenyataan. Karya sastra hanya menampilkan dulce et utility (kesenangan dan manfaat). Mekipun cerita fiktif, ada beberapa nilai yang patut diambil dan dijadikan gambaran dalam kehidupan nyata. Dikaitkan dengan konsep dekonstruksi, yang dikenalkan oleh Deridda bahwa teks selain senantiasa mencoba menghindari abstraksi dan pernyataan-pernyataan teoritik, juga banyak memberikan contoh-contoh dan pemaparan tentang apa yang dimaksud tanpa membawa pembaca pada formulasi yang tak ada barangnya. Membaca teks dan memahami seperti adanya mengulang contoh-contoh merupakan kesulitan tersendiri. Namun, siapapun yang memahaminya bisa segera memberikan contoh lain atau mengatakan padanannya tanpa kehilangan benang merah. 



Metode Pengajaran dalam Novel "Toto-Chan Gadis Cilik Di Jendela karya Tetsuko Kuroyanagi"

Judul      :Toto-chan Gadis Cilk di jendela
Karya     : Tetsuko Kuroyanagi
Tebal      : 272 hlm
Penerbit : PT Gramedia Pustaka
Tahun    : 2007, cetakan ke-13

Barangkali penilaian pertama saat membaca buku ini adalah cerita fiksi tentang masa kecil anak-anak atau juga buku bacaan untuk anak-anak. Tetapi setelah membacanya lebih jauh, ternyata apa yang dilihat tidak sama dengan yang dibaca secara seksama. Dalam buku itu mengungkapkan tentang kisah nyata masa kecil seseorang yang diajarkan di sebuah sekolah, -Tomoe Gauken, yang kelasnya berasal dari gerbong kereta-, berbeda dengan sekolah formal lainnya. Yang menarik dari cerita ini adalah bagai mana metode pengajaran terhadap anak didik. Di samping itu, metode pengajaran ini mengutamakan anak didik lebih memilih pelajaran atau kegiatan yang ia suka. Tidak seperti sekolah lain yang berurutan mengenai mata pelajaran yang diajarkan. Metode ini menyerahkan sepenuhnya kepada anak didik, yang lebih bersifat alamiah. 

Bagi murid-murid, memulai hari dengan mempelajari sesuatu yang paling mereka sukai sungguh sangat menyenangkan. Fakta bahwa mereka punya waktu seharian untuk mempelajari mater-materi yang tidak mereka sukai, menunjukkan bahwa entah bagaimana mereka bisa bertahan menghadapi pelajaran-pelajaran itu. 
Jadi belajar di sekolah ini pada umumnya bebas dan mandiri. Murid bebas berkonsultasi dengan guru kapan saja dia merasa perlu. Guru akan mendatangi murid jika diminta dan menjelaskan setiap hal sampai anak itu benar-benar mengerti. Kemudian mereka diberikan latihan-latihan lain untuk dikerjakan sendiri. Itulah belajar dalam arti yang sebenar-benarnya, dan itu berarti tak ada murid yang duduk menganggur dengan sikap tak peduli sementara guru sedang menjelaskan sesuatu (hlm. 38).

Dari perjalanan kisah hidup masa kecil tetsuko kuroyagi benar-benar menjadi inspirasi para pembaca, khususnya yang lebih mendalami pada pengajaran. Itu dilihat dari bab-bab buku ini memaparkan bagaimana watak baik seseorang dapat dipengaruhi oleh lingkungan yang baik pula, atau sebaliknya. Pada dasarnya manusia lahir memiliki watak yang baik, tinggal lingkungan saja yang bisa membentuknya. 

Pelajaran yang langsung terjun ke lapangan adalah hal yang sangat menyenangkan dan mudah diingat daripada mendapatkannya dari teori. Selain itu, anak didik tidak perlu memakai pakaian yang rapi atau bagus, karena mereka lebih sering bermain sampai kotor. Tanpa disadari bermain sambil belajar merupakan pelajaran yang sangat berharga.

Mengatasi masalah sendiri, seperti Toto-chan yang juga ingin serba tahu sehingga dapat merugikan dirinya. Dari situlah, pelajaran berharga yang sebenarnya didapat. Lebih membuat mereka mandiri, tanpa ketergantungan orang lain, rasa percaya diri, kesetiaan, sopan santun, saling menghargai dan menghargi, tidak membedakan kedudukan atau status, membuat anak didik lebih dewasa dan berfikir secara matang. 

Mengapa kita tidak mencontoh metode pengajaran yang seperti sekolah Toto-chan, yang memang merupakan kisah nyata. Perlu dukungan dari pengajar dan orang tua murid itu sendiri, tanpa memikirkan dampak buruknya. Sebenarnya, metode pengajaran formal memang perlu diterapkan di sekolah, tetapi dengan belajar langsung dengan alam merupan metode yang berkesinambungan. (mira-aching)


Asal-usul Kata Bahasa Indonesia

Asal usul kata bahasa Indonesia sebenarnya berasal dari bahasa Melayu yang sudah ditambah dan digabung dengan kata-kata dari bermacam-macam bahasa. Menurut seorang ahli bahasa, sekitar 5000 kata-kata bahasa Indonesia berasal dari bahasa Belanda. Meski begitu, tidak semua kata-kata bahasa Belanda lazim dan sering digunakan dalam bahasa sehari-hari.

Dilihat dari sejarahnya, Indonesia dijajah dan dikuasai belanda lebih dari 300 tahun. Tidak heran, banyak bahasa belanda yang telah diadopsi sebagai bahasa Indonesia. Sebenarnya orang portugis asing Eropa yang pertama masuk ke wilayah Indonesia dan merekalah yang juga pertama kali memperkenalkan kepada leluhur kita pada kata “keju” yang berasal dari kata “quiejo”. Kata-kata yang sudah sangat kita kenal dan pergunakan, misalnya: “manteiga” menjadi “mentega”, “sapato” menjadi “sepatu”, dan kata lainnya seperti gereja, bendera, sekolah, kemeja, pintu, kereta. Dari orang Tiong Hoa, kata-kata yang sering kita dengar yaitu, cingcao, taoge, anglo, tahu, angpao, bakpao, beca, capcai, mie, dan lainnya.

Ada 1500 lebih kata-kata yang digunakan dalam bahasa Indonesia berasal dari bahasa Belanda. Kalau kita telusiri bagaimana terjadi atau timbulnya kata-kata tersebut benar-benar hal yang sangat menarik sekali. Rupanya karena orang Indonesia dahulu seka mengucapkan huruf ‘w’ maka diubah menjadi huruf ‘b’, sebagai contoh: 
- waskom = baskom
- wekker = beker
- buingkel = bingkel, lama-kelamaan menjadi bengkel

Begitu juga dengan huruf ‘ui’, misalnya:
- achteruit = ahteret
- ritssluiting = ritsleting
- kortsluiting = korsleting
- puin = puing
- kakhuis = kakus

Adapula pada suku kata ‘tje’ dirubah menjadi ‘ci’, contohnya:
- laatjes = laci
- kaartjes = karcis
- petje = peci
- potje = poci

Untuk huruf ‘f’ dan ‘v’ diganti dengan p, misalnya:
- franco = perangko
- fiets = piet
- vol = pol
- divan = dipan
- vanille = panili
- versnelling = perseneling
- voorschot = persekot
- envelope = amplop

Dalam bahasa bisnis dari onkosten menjadi ongkos, co menjadi engko, company menjadi kompeni, bazar menjadi pasar, gage menjadi gaji. (dari berbagai sumber/MR)



Cerpenku

Seperti game Bounce

Jam menunjukkan pukul setengah sembilan malam. Di luar masih ramai kendaraan yang lalu lalang. Maklumlah, rumah Win hanya berjarak tiga belas meter dari jalan raya besar. Di kamarnya yang menjadi tempat ternyaman di dunia. Sambil memainkan permainan "Bounce" di komputer, Win dengan cekatan memainkan mouse, memindahkan bola warna-warni tersusun dan hancur supaya mendapatkan bonus poin yang banyak. Sudah beratus kali ia memainkan permainan itu. Sebenarnya, ia tidak sedang menikmati permainan tersebut. Malam itu ada sesuatu yang dipikirkannya.

Sepertinya permainan tersebut memberinya inspirasi. Untuk memecahkan masalah yang seringkali dijumpainya. Terkadang lagu lama dari kaset rusak pun masih terngiang di ingatan. Terlalu lama Win memendam rasa yang sebenarnya tidak ingin di ingatnya lagi.
Sejak peristiwa tadi sore memaksa perasaan itu datang lagi. Rasa benci yang teramat dalam. Bahkan lebih.

Mengapa selalu saja ada penilaian yang bukan-bukan?
Belum tentu apa yang dilihat, sama seperti yang disangka
Begitu sempitkah pikiran?
Atau semurni apakah hati seorang manusia menilai buruk seseorang
Dengan mudahnya?
Apakah ia juga tidak memiliki sifat buruk dari dalam dirinya?
Benar kata pepatah ”Gajah di pelupuk mata tidak terlihat,
Semut di ujung dunia sangat nampak”
Terlalu munafik untuk tidak mengakui kelemahan diri sendiri!!!

Permainan Bounce sebagai tempat pelampiasan Win yang sedang dirundung masalah. Anehnya, setiap memainkan permainan itu bila dalam kondisi tertekan, Win malah mendapat poin yang lebih dari biasa. Konsentrasi Win meningkat seiring masalah yang dihadapinya. Seakan menemukan pemecahan, ia tersenyum dan keheranan sendiri. Koq bisa ya? Padahal kalau dalam kondisi normal (tenang-tenang aja), mana mungkin ia dapat memainkan itu sampai level yang tinggi. Kadang pada tahap level tiga saja, Win sudah kewalahan dan game over.

Sayup-sayup alunan lagu Easy-nya Faith No More dari speaker kecil, membuat hatinya merasa tentram. Pikirannya kembali tenang.

Easy….easy like Sunday morning…

Benar juga, kenapa juga berat-berat memikirkan masalah yang telah terjadi, toh semua ada yang mengatur dan memang harus dijalani. Pasrah dengan keadaan tetapi tetap berusaha untuk memperbaikinya.

Sungai Ulin, 21/06/2007


Sebelah Mata

Malam begitu dingin mengigit. Suara jangkrik bersahutan merayakan pesta. Mata Maya belum mengantuk juga. Padahal dia menangis seharian tadi. Jarum jam dinding tertatih-tatih melewati pukul satu. Masih jelas teringat kejadian tadi siang. Ini sudah kesekian kalinya. Maya sudah tidak tahan. Ia tak habis pikir, melihat perlakuan ayah terhadap ibunya. Kejadian itu membuat Maya sangat terpukul. 

Awalnya keluarga Maya baik-baik saja, bahkan dibilang sangat harmonis. Tidak kurang suatu apapun dari segi materi dan kasih sayang. Ia sangat bahagia diberi kehidupan seperti itu. Dalam memilih pasanganpun ia memiliki harapan agar nanti kalau dia sudah punya pendamping, ia ingin seperti ayahnya. Sifat yang berwibawa, bijaksana, dan kelihatannya sangat menyayangi keluarga. Warisan kecantikan dan kelembutan ibunyapun menurun ke Maya. 

Maya merupakan anak bungsu, dari dua bersaudara. Kakaknya menikah dan tinggal ikut dengan suaminya. Jadilah Maya, anak kesayangan di rumah. Apapun yang diinginkan, Maya selalu mendapatkannya. Kecuali dalam urusan cinta, sampai sekarang ia belum mempunyai pacar. Bukan karena Maya tidak cantik, malah sebaliknya. Maya di mata laki-laki, dia sangat sempurna. Cantik, pintar, anggun, berkulit putih, dan badannya yang tinggi bak model. Dia sangat selektif sekali. Maya sangat terobsesi dengan sifat-sifat dari ayahnya. 

Sampai suatu ketika, kejadian itu menimpa keluarganya. Ia melihat ibunya terduduk lesu di kursi ruang tamu. Ia heran, kenapa ibunya sangat sedih. Baru kali ini, ia melihat gelagat yang tidak enak pada ibunya. Maya tidak tega melihat ibunya seperti itu.  

”Ibu kenapa?” tanya Maya ketika masuk ke rumah dan mendekati ibunya.
Ibunya terkejut, ia tidak ingin memperlihatkan kesedihan yang dialaminya. 
”Ah..tidak apa-apa. Ibu hanya pusing sedikit..” jawab ibunya, menyimpan rahasia.
”Bu...kalau ada apa-apa katakan saja.. Maya lihat, ibu nampaknya habis menangis” Maya penuh selidik.
“Tidak apa-apa May.. Sudahlah kamu, istirahat saja” jawab ibunya lagi.
”Terus ayah kemana Bu?” tanyaku lagi.
”Lagi keluar..” jawab ibu singkat.

Maya hanya menghela napas berat. Pikirnya, ada sesuatu yang aneh dengan ibu. Meski begitu Maya tidak ingin berpikiran yang macam-macam tentang ibunya. 
Maya mendapat tugas dari kampusnya untuk membantu program penyuluhan di desa tertinggal. Untuk waktu tiga minggu, ia harus tinggal di desa yang jauh dari kota. Mau tidak mau seorang mahasiswi jurusan keperawatan, harus terjun langsung untuk merasakan langsung kondisi yang nantinya akan ditempuh setelah lulus dari kuliah.

Selama tiga minggu, Maya berada di desa tersebut, ia memikirkan keluarganya. Ia takut kalau terjadi sesuatu yang kacau. Tidak biasanya dia memikirkan orangtuanya, terutama ibunya. Kata temannya, maklum anak bungsu selalu kangen orang tua.
Saat tiba di rumah, ia tidak sengaja mendengar pertengkaran hebat. Benda-benda di ruang tamu bersekan kemana-mana. Sampai ia melihat tangan ayahnya mendarat ke wajah ibunya.

Plaakkk..
”Ayah!!!” teriak Maya langsung memegang tangan ayahnya.
Melihat kejadian itu, Maya sakit hati dan langsung bertindak. Ayahnya tidak berbicara apa-apa dan langsung pergi. 
Maya melihat ibunya yang kesakitan. Terlihat bekas-bekas pukulan di wajah dan di bahu ibunya. Sontak Maya langsung memeluk ibunya. Mereka menangis berdua. Menangis dalam kedukaan.

Sambil mengobati, Maya menahan air matanya keluar. Ibunya sambil bercerita, dengan sakit yang ditahan. Ibunya mengaku kalau ayahnya tidak lagi seperti yang dulu. Ayahnya sekarang telah menjalin hubungan khusus dengan wanita lain. Ibunya juga heran, kenapa ayahnya berbuat seperti itu. Membayangkan saja takut. Alasan pergi ke kantor, ternyata menemui perempuan itu. 

Maya berpikir, apakah ayahnya sudah kena guna-guna orang? Maya takut memikirkan hal itu. Tidak gampang mengatasi masalah seperti ini. Ibunya sudah tidak tahan mengalami kejadian itu. 

Hari berikutnya Maya melihat banyak polisi di rumahnya. Ternyata ayahnya ditangkap polisi karena diduga terlibat kasus korupsi dan perselingkuhan. Maya hanya menarik napas yang berat dan perlahan air matanya tidak bisa dibendung. Inikah ayahnya yang selama ini dikaguminya? Selama ini Maya melihat kekaguman dengan sebelah mata hatinya. Maya jadi ingat beberapa tahun yang lalu, ketika ia ditanya oleh temannya yang memang dari lahir tidak memiliki ayah, ”Maya, menurutmu enak gak punya ayah??” pertanyaan polos itu telah menusuk ke dalam hatinya.

Sungai Ulin, Mei 2008

Senin, 08 Desember 2008

Kumpulan puisiku

Selangkah maju…

(24-10-2008)

selangkah maju..

jangan lupa tengok kiri kanan..

jalan terus..

ada simpangan.. 

lihat tujuan jurusan..

sampai ke tempat yang diinginkan…

Lelah… lost dan lose again
 (09-09-2008)

lagi dan lagi…..
kehilangan dan kalah lagi….
sederhana tapi rumit… 
kisah lalu terulang kembali..

bingung jadinya…

Ramadhan kali ini
(09-09-2008)

memiliki makna yang tersembunyi
dibalik cerita kemarin dan hari ini
terdapat ketenangan jiwa dan kekhusyukan hati
meski hidup penuh cobaan dan uji
mencari jalan yang baik untuk mendekati diri
semua kuserahkan pada Rabbi
sampai diri ini dipanggil dan napas terhenti

Masih Terkunci

Semenjak dia pergi, pintu telah tertutup, lagi. Terkunci rapat. entah dari luar atau dari dalam. Gemboknya yang dulu usang, sudah berkarat dan entah siapa yang bisa membukanya. Bahkan, kuncinya hilang entah kemana…. Padahal, hampir saja sudah terbuka secara otomatis… Tapi nyatanya menunggu lagi, seseorang yang bisa membukanya… 

(Banjarbaru, 8 Jan 08)



Satu di antara seribu

Satu di antara seribu, seribu di antara satu 
Hilang satu dari seribu, masih sisa sembilan ratus sembilan puluh sembilan
Datang satu hilang seribu, sembilan ratus sembilan puluh sembilan menunggu
Tambah satu lengkap seribu
Tetapi dalam seribu ada satu, satu di antara banyak angka yang tersusun
Satu itulah yang nantinya menjadi milikmu
Kamu tahu apa itu yang satu? Satu yang memiliki dirimu
Satu yang melengkapi dari sekian banyak
Tapi ada satu yang tidak bisa kau temukan….

(Banjarbaru, 9 Jun 2002)


Ringan 

Ringan tak dapat dilihat 
Ringan bukan kapas 
Ringan seputih awan 
Ringan tak dapat dipegang 
Ringan selembut salju 
Ringan sesuatu terdalam 
Ringan pada hati ini

Salah siapa? 

Aku terlalu cinta 
Aku lupa diriku sendiri 
Aku terlalu sayang 
Aku buta pada sisiku 
Aku terlalu gila 
Aku juga bingung 
Salah siapa?

Tertawa 

Tertawalah…atas kebodohan kita 
Tertawalah…atas kesalahan kita 
Tertawalah…atas pengalaman pahit 
Tertawalah…atas kepalsuan dan kenyataan 
Tertawalah…karena dapat memperpanjang umur

Ikhlas 

Sebuah cerita yang dulu pernah terjalin 
Takkan bisa dilupakan begitu saja 
Termasuk diriku 

Rahasia cinta dari Allah 
Rahasia terbesar di alam semesta 
Yang tiada seorang pun tahu 
Termasuk diriku 

Dari yang menundukkan siang dan malam 
Dari yang menciptakan langit dan bumi 
Dari yang memiliki segala hati 
Dari yang mengetahui apa-apa yang ada 
Dalam dada manusia 
Dari sanalah semuanya berawal 

Mengapa kita bingung, ragu, takut, bimbang 
Kalau semuanya sudah ada yang mengatur 
Ikuti aturannya, niscaya akan mendapat 
Sesuatu yang sangat berharga 
Bahkan bisa jadi pahala

(Malang, 27-11-07)

Minggu, 23 November 2008

Jeprat-jepret sana-sini



Siapa sih yang gak kenal foto?? semua orang pernah berfoto bahkan sering melakukan pekerjaan foto-memfoto. Apalagi sekarang zaman yang serba canggih, mulai dari kamera digital, ponsel berkamera, ataupun media yang lebih dari itu. 

Sedikit penjelasan mengenai dunia fotografi, dalam kamus bahasa Indonesia pengertian fotografi adalah seni atau proses penghasilan gambar dan cahaya pada film. Pendek kata, penjabaran dari fotografi itu tak lain berarti "menulis atau melukis dengan cahaya". Tentunya hal tersebut berasal dari arti kata fotografi itu sendiri yaitu berasal dari bahasa Yunani, photos (cahaya) dan graphos yang berarti tulisan. (Dikutip dari berbagai sumber)

Melihat pengertian tersebut terlihat ada persamaan antara fotografi dan karya seni lukis atau menggambar. Yang jelas perbedaannya terletak pada media yang digunakannya. Di dalam fotografi, masalah komposisi tak kurang pentingnya seperti pada seni rupa. Tanpa komposisi yang baik, materi yang ada di dalam foto tersebut, yang sebetulnya mengandung potensi dan nilai-nilai tertentu yang cukup kuat, bisa menjadi hancur berantakan. Di samping menambah nilai-nilai artistik dan estetika, pengaturan komposisi mampu menonjolkan objek utama foto. Bahkan tidak jarang, akan mendukung keberhasilan foto-foto yang kita buat. (Dikutip dari berbagai sumber)

Saya sangat menyukai dunia fotografi. Bukan berarti saya senang difoto, melainkan saya senang mengambil objek di sekitar, untuk dijadikan foto. Ada beberapa hasil objek foto yang saya dapatkan. Mulai dari hal-hal kecil sampai, di sekitar rumah sampai di luar lingkungan yang menyenangkan untuk saya foto. Sebagai pemula, saya hanya menggunakan kamera digital Canon. Hasilnya lumayan terang dan jernih. Di bawah ini sebagian foto yang saya ambil di sekitar rumah.

Tanaman sirih di samping kamar, selain bentuk daunnya seperti hati, irih juga banyak manfaatnya. Foto itu diambil saat cuaca lagi cerah dan terik, lumayan indah dan menarik. Maklum, sekarang musim silih berganti, kadang hujan kadang panas.

Tumbuhan paku-pakuan juga tumbuh di halaman depan kamar. Tumbuhan paku sejenis  perdu yang hidupnya di tempat yang lembab. Sangat cantik dan menyegarkan. Foto diambil ketika cuaca lagi mendung siang itu.

Nah, objek foto ini yang sangat saya sukai. Senja hari di depan rumah (Sungai Ulin). Pohon akasia yang tumbuh di seberang jalan raya, usianya sekitar 7 tahun lebih. Momen senja sangat pas dan menimbulkan kesan romantis. Foto ini juga banyak menimbulkan kritikan dari siswa-siswa saya. Menurut mereka, foto ini unik dan indah. Tetapi ada hal yang kurang, yaitu tiang listrik mengganggu keindahan. Hehehe..namanya juga tukang foto pemula...

Mencari objek foto sebenarnya tidak perlu jauh-jauh, cukup di lingkungan sekitar. Selain memiliki kepekaan dan kejelian keindahan, ketepatan pengambilan gambar juga diperlukan. Sehingga objek foto yang kita ambil, memberikan suasana yang berbeda dan menimbulkan estetika yang melihat. 

Jumat, 21 November 2008

cinta yang aneh..

Jika cinta seperti magnet kutub utara dan selatan yang saling tarik menarik, kenapa benua kutub tak pernah menyatu?
Jika cinta seperti sendok dan garpu, kenapa hanya sendok atau garpu saja yang digunakan?
Jika cinta seperti angin, datang dan pergi tanpa diketahui, kenapa malah hujan badai yang menerpa?
Jika cinta seperti alunan melodi yang indah, kenapa malah yang terdengar jeritan derita?
Jika cinta seperti hati yang utuh..maka cinta cukup untuk cinta itu sendiri...
^_^

Jumat, 14 November 2008

Kamis, 06 November 2008

blog baru bikin

Hari ini, 7 november 2008, akhirnya saya bisa juga bikin blog. hehehe...
mungkin sekedar tulisan biasa aja untuk sementara ini.